Permesinan Jangkar dan Tambat (Anchor and Mooring)

Sumber  :Welcome To My World

Jangkar (Anchor) merupakan salah satu dari komponen kapal yang berguna untuk membatasi olah gerak kapal pada waktu labuh di perlabuhan agar kapal tetap dalam keadaannya meskipun mendapatkan tekanan oleh arus kapal, angin, gelombang dan untuk membantu dalam penambatan kapal pada saat diperlukan.

Perencanaan penjangkaran harus dilengkapi guna :

1. Dengan cepat menurunkan jangkar haluan, mengeluarkan kabel rantai sesuai kedalaman yang dibutuhkan dan menghentikan jalannya secara halus.

2. Menarik rantai jangkar berikut jangkarnya.

3. Mengikat rantai jangkar dengan pasti pada badan kapal saat membuang sauh dan dalam pelayarannya tak ada rantai yang diberikan bergerak yang dapat membahayakan.

4. Dengan segera (siap) dapat menyimpan jangkar.

5. Dengan cepat menjatuhkan jangkar dan rantainya dari badan kapal dan membuang keluar kapal.

6. Dengan cepat mengeluarkan jangkar dari rantainya.

Ditinjau dari kegunaa diatas maka jangkar beserta perlengkapannya harus memenuhi persyaratan antara lain:

· Jangkar-jangkar di atas kapal harus memenuhi persyaratan mengenai berat, jumlah dan kekuatannya.

· Panjang, berat dan kekuatan rantai jangkar harus cukup.

· Rantai jangkar harus diikat dengan baik dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dilepaskan dari sisi luar bak rantainya.

· Peralatan jangkar termasuk bentuknya, penempatannya, dan kekuatannya harus sedemikian rupa hingga jangkar itu dengan cepat dan mudah dilayani.

· Harus ada jaminan, agar pada waktu mengeluarkan rantai, dapat menahan tegangan-tegangan dan sentakan-sentakan yang timbul.

Berdasarkan ketentuan persyaratan di atas maka setiap perlengkapan jangkar mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

a) Letak, jumlah dan berat kapal

b) Ukuran dan panjang rantai jangkar

c) Mekanismenya

Kapal biasanya dilengkapi dengan 3 macam tipe jangkar, yaitu :

1. Jangkar haluan

peralatan utama yang dipakai bilamana kapal membuang sauh atau menahan kapal di dasar laut dan selalu siap terpasang pada lambung kiri dan kanan pada haluan kapal.

Selain dua buah jangkar utama, juga terdapat jangkar cadangan dimana berguna sebagai pengganti jangkar utama bilamana salah satu dari jangkar utama tersebut hilang, jangkar ini ditempatkan di muka haluan kapal agar selalu siap bilamana diperlukan.

2. Jangkar arus

Dipergunakan untuk menahan haluan maupun buritan kapal, supaya tidak berputar terbawa arus.

3. Jangkar cemat

Dipakai untuk mengangkat kapal bila terjadi keadaan bahaya.

Jangkar haluan mempunyai berat tiga kali dari jangkar arus dan enam kali lipat berat jangkar cemat



Gaya-gaya yang bekerja pada jangkar, antara lain:

1. Gaya tekanan angina yang ada pada batas di atas permukaan air

Dalam hal ini super structure dan deck house perlu diperhitungkan

2. Gaya tekanan air pada bagian bawah

3. Gaya energi yang ditimbulkan oleh gelombang



Mesin yang dipakai untuk menarik jangkar disebut windlass dan anchor capstan. Mesin – mesin untuk menarik kepelabuhan dan untuk menarik kapal pada kerja penambatan disebut warping winch dan warping capstan.



Mesin penjangkar dan penudaan dapat dibedakan atas :
Penggerak dengan tangan
Penggerak dengan uap
Penggerak dengan listrik
Penggerak dengan hidrolik
Penggerak dengan pembakaran dalam

Tuntutan pokok berikut dibutuhkan untuk permesinan penjangkaran dan perencanaan penundaan :
Dapat dipercaya dan aman dalam operasinya.
Mampu dihidupkan dengan halus pada beban penuh.
Mampu untuk mempertahanakan / menjaga momen puntirnya sendiri kalau kecepatan, pada rantai jangkar atau tali tunda yang dibawanya, menurunkan keharga yang rendah atau jika sekalipun nol.
Mampu untuk memegang jangkar yang tergantung pada beberapa keadaan dalam penambatan dalam hal kegagalan pemberian daya kepada unit penggeraknya.
Mudah pengawasannya, gerakannya halus dan kemungknan sangat kecil penyetelan kecepatan dari poros bagian yang menggerakkan.
Berat yang relatif kecil dan kemungkinan kecil/sedikit jumlah ruang geladak yang ditempati.
Ekonomis dalam operasinya.

Jangkar 1 ditarik masuk ke lubang rantai 2 dan hubungannya dengan memakai sambungan gelang (joint-shackle) 3 dengan kabel rantainya jangkar 4. Kemudian lewat melalui pemberhenti/penahan 5 yang mana diikat mati di geladak. Setelah melalui stopper, rantai berjalan melalui penarik kabel dari windlass 6 yang digerakkan oleh motor listrik. Dari penarik kabel rantai lewat melalui pipa rantai 8 dan diulur masuk ke kotak rantai 9 dimana disini diikatkan pada slip chain. Kemudian dihubungkan dengan gelang penyambung 11 ke pengeling kabel (cable link) 12 yang diikat mati pada kerangka badan kapal.

Slip hook 13 menghubungkan rantai 4 dengan pengeling kabel 10 sedemikian sehingga jangkar dan rantainya dapat dengan cepat dibuang keluar bilaman diperlukan. Dilengkapi dengan swivel 14 pada rantai ujung pertama dan terkahir guna menjaga agar jangan rantai terpuntir apabila kapal membuang sauh.

Penjangkaran dan capstan penarik yang digerakkan dengan uap dan tangan ditunjukkan dalam gambar 22. Ini degerakkan oleh mesin uap duplex horizontal.

Uap masuk diisikan melalui lemari katup 39 dari katup penghidup 38 dengan melalui katup uap 46 sedangkan uap bekas dikeluarkan melalui hubungan 41. Tutup 25 dan 26 menumpu ujung – ujung silinder yang dilengkapi dengan isolasi 24 untuk mengurangi kehilangan panas.

Pada saatnya bekerja, perputaran cacinmg 6 ditransmisikan ke roda cacing 5 yang dipasang terkunci pada poros capstan 2. Perputaran poros capstan memutar dalam bantalan bronze 12 dan 13 yang ditempatkan pada alas 1 dan rumah 16 dari gigi –gigi cacing, ditransmisikan dengan melalui kopling jepit 10 ke tong capstan 3. Cakar kopling 10 dikait atau dilepas dengan jalan memutar roda tangan 9 . Gerakan ini akan menaikkan atau menurunkan tabung 42 sepanjang pengunci pada poros capstan dan diikat pada nap roda tangan.

Capstan diubah untuk penggerak dengan tangan, dilaksanakan dari batang capstan 23 dengan jalan melepaskan hubungan kopling 10. Sama seperti di atas hanya tong saja yang beroperasi bila kopling 3 dilepas, karena itu kedua –duanya antara tong dan penarik kabel bekerja bilamana kopling dikaitkan.
Prinsip pengoperasian windlass dan capstan

Sebelum menmghidupkan capstan atupun windlass, perlu diperhatikan hal – hal berikut :

1. Periksalah apakah kerjanya mungkin terhalang oleh obyek – obyek asing.

2. Berikan minyak pelumas pada semua tempat - tempat pelumasan tempatkan semua minyak dan mangkok p[eluams sesuai aturan kerja dan periksa permukaan minyak pelumas transmisi – transmisi roda cacing.

3. Buka ktup – katup penghembus dari silinder – silinder dan katup saluran uap masuk.

4. Buka katup – katup pada saluran pipa pengisian uap masuk dari windlass atau capstan dan keluarkan uap yang habis dipakai.

5. Pasang ban rem dan lepaskan penarik – penarik kabel dari bagian penggerak.

6. Periksalah apakah kopling – kopling terkait dengan atau tanpa kesalahan.

7. Periksa apakah penggerak dengan tangan terlepas sebgaimana mestinya.

8. Buka penuh katup pembuangan uap, goncangkan katup pemanasan pendahuluan silinder – silinder windlass ata capstan mesin uap, teruskan hingga tidak ada kondensat yang terlihat pada uap yang mengalir keluar dari katup – katup penghembus.

9. Setelah pemanasan pendahuluan mesin yakin betul windlass atau capstan digerakkkan sendiri dengan memutar porosnya beberapa putaran masing – masing arah. Apabila tidak ada sesuatu letusan terdengar, windlass, atau capstan siap untuk bekerja.

Selama kerjanya adalah penting dilihat pengisian pelumasannya sendiri dan mendengarkan suara – suara letusan. Apabila ada beberapa suara yang terdengar tidak normal maka windlass segera dimatikan untuk menemukan kerusakan – kerusakan dan mengadakan perbaikan seperlunya tanpa menunda.

Bilamana windlass dihentikan untuk waktu yang singkat adalah perlu untuk menutup uap masuk dan kemudian katup uap keluar dan membuka katup – katup penghembus.

Apabila windlass atau capstan tidak bekerja untuk jangka waktu yang lama, akan diperlukan tambahan seperti di atas, menyingkirkan kotoran – kotoran dari minyak – minyak, tutup katup – katup pada saluran uap masuk dan keluar , dan dicoba kerja ban rem dan koling –klopling gesek.

Bilaman windlass uap atau capstan uap dihentikan pada waktu mesin dingin, kondensat harus dengan hati – hati dikeringkan dari saluran – saluran pipa.

Widlass untuk bekerjanya dengan menggunakan tangan, maka paling tidak diperiksa setiap sebulan sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar