Warga menyeberangi Batam-Belakangpadang menggunakan pancung, belum lama ini. Meski cuaca beberapa minggu ini buruk, namun life jacket atau jaket pelampung yang sebelumnya gencar dikampanyekan tak pernah dikenakan. Penumpang pancung ke Belakangpadang takut naik kapal karena cuaca buruk. Mereka mengeluhkan penarik pancung yang tak menyediakan life jacket atau jaket pelampung.
”Kalau hari-hari biasa saya masih sangup menyeberang ke Belakangpadang tanpa mengunakan life jacket. Namun kalau dilihat cuaca seperti ini, saya cukup khawatir,” ujar Ana, yang biasa pergi-pulang Batam-Belakangpadang.
Dua hari yang lalu pancung yang ditumpangi Ana sempat dihantam gelombang cukup tinggi saat menyeberang ke Belakangpadang. Untungnya, katanya, gelombang tersebut tak membuat pancung yang membawanya terbalik.
”Itu yang membuat saya trauma, apalagi tak menggunakan pelampung. Padahal saya sudah bertanya kepada pengemudi pancung, tapi mereka bilang life jacketnya belum ada. Saya berharap kepada pihak terkait kalau cuaca sudah seperti ini agar menyediakan pengaman untuk penumpangnya,” kata Ana.
Hasdi, warga Belakangpadang, mengaku enggan mengunakan life jacket saat akan menyeberang. Alasanya karena jarak yang ditempuh cukup dekat. ”Ribet kalau mengunakan life jacket, karena membuat kita sulit untuk bergerak. Lagian gelombang disini ngak terlalu tinggi, apalagi jarak Belakangpadang dengan Sekupang sangat dekat,” tuturnya.
Muhammad Lazim, pengemudi pancung, mengatakan kalau life jacket tersebut sebenarnya sudah disediakan oleh koperasi Persatuan Pengemudi Motor Sangkut (PPMS). ”Setiap pompong wajib membeli 10 life jacket kepada koperasi.
Dari 10 yang dibeli, kita hanya diwajibkan membayar 5 jacket, harga satu jacket itu Rp70 ribu. Kita setor Rp50 ribu, selanjutnya bisa kita cicil selama tiga bulan,” ujarnya.
Meski life jacket tak ada, pria yang sudah 18 tahun menambang pancung itu menuturkan, belum ada keluhan dari para penumpangnya. Meski begitu, ia mengaku sering mengingatkan penumpang jika cuaca tak bersahabat sebaiknya pelayaran ditunda.
”Kalaupun life jacketnya ada, saya lihat kesadaran penumpang menggunakannya saat menyeberang juga masih kurang. Mereka tak mau pakai,” ungkap Lazim.
Selain itu ia juga mengaku tak tahu dengan life jacket yang disediakan oleh Dinas Perhubungan Batam. ”Kemarin memang ada, bahkan banyak. Tapi kami tak tahu ke mana jacket-jacket itu,” ujarnya.***
Sumber : Batampos.com
Link ;
life raft
pyrotechnic signal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar